Waspada...! Anak Anda Terkena Alergi Susu Formula
Seringkali terjadi setiap timbul tanda dan gejala alergi pada bayi dan anak langsung divonis alergi susu sapi. Padahal penggunaan susu sapi sudah terjadi dalam 1-6 bulan, tetapi sebelumnya tidak timbul gejala. Dugaan diagnosis Alergi Susu Sapi yang terlalu cepat dan terburu-buru tersebut ternyata belum tentu benar. Kesesalahan tersebut sering timbul karena banyak faktor yang berperanan dalam timbulnya alergi dan sulitnya mendeteksi penyebab alergi. Sehingga sangatlah wajar setiap dokter sering berbeda pendapat dalam menangani seorang pasien yang sama. Banyak kasus telah divonis alergi susu sapi tetapi setelah dilakukan eliminasi provokasi pemberian susu sapi ternyata tidak terjadi alergi susu sapi. Justru penyebab paling sering yang menimbulkan tanda dan gejala alergi ternyata adalah infeksi virus yang selama ini dianggap normal. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah saat vonis alergi susu sapi langsung diberi susu parsial hidrolisat seperti NAN HA, Enfa HA atau Nutrilon HA padahal susu tersebut bukan untuk penderita alergi susu sapi tetapi untuk pencegahan alergi atau untuk penderita resiko tinggi alergi.
Pemberian susu adalah merupakan masalah yang tersendiri pada penderita alergi susu sapi. Untuk menentukan penderita alergi susu sapi pilihan utama adalah susu ektensif hidrolisat. Tetapi beberapa penderita juga bisa toleran terhadap susu soya. Seringkali kesalahan terjadi bahwa setiap anak mengalami tanda dan gejala alergi diadviskan susu hidrolisat parsial alergi seperti NAN HA, Nutrilon HA atau EnfaHa. Padahan susu tersebut hanya untuk prevention atau pencegahan alergi bukan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi memang beberapa bayi dengan gejala alergi yang ringan dapat mengkonsumsi susu hodrolisat parsial. Meskipun sebenarnya susu ini untuk pencegahan alergi bukan untuk pengobatan. Memastikan alergi susu sapi tidak mudah karena dalam keadaan tertentu tes alergi seperti tes kulit atau tes darah tidak bisa memastikannya. Memastikan alergi susu sapi harus dengan Chalenge test atau eliminasi provokasi. Hal inilah yang membuat seringkali terjadi overdiagnosis atau perbedaan pendapat di antara para dokter dalam menentukan kondisi alergi susu sapi apada anak atau bayi.
Secara klinis dan laboratoris seringkali sulit untuk memastikan anak menderita alergi susu sapi. Karena dalam keadaan tertentu tes alergi khusus tes kulit dan tes darah masih belum bisa memastikan adanya alergi susu sapi atau tidak .Tidak mudah untuk menentukan pemilihan susu yang terbaik untuk anak tersebut. Seringkali sulit memastikan apakah seseorang alergi susu sapi atau intoleransi atau bereaksi terhadap kandungan tertentu dari kandungan yang ada di dalam formula. Dalam menghadapi kasus seperti ini klinik Children Allergy Center melakukan eliminasi provokasi terbuka sederhana. Secara awal penderita diberikan susu ekstensif hidrolisat. Bila gejala alergi membaik selanjutnya dilakukan provokasi formula berturut turut yang lebih beresiko seperti soya, parsial hidrolisat, dan susu formula yang minimal kandungan AA, DHA, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Formula yang paling tepat adalah yang tidak menimbulkan gangguan. Bila timbul gejala pada salah satu formula tersebut kita harus pilih formula satu tingkat lebih aman di atasnya. Bila susu parsial hidrolisa dan soya timbul gangguan dilakukan provokasi terhadap susu laktosa dan lemah rantai tunggal (Monochain Trigliceride/MCT).
Banyak keraguan terhadap kualitas gizi susu pengganti susu sapi. Keraguan tersebut seperti “soya tidak menggemukkan”, “susu hipoalergenik tidak mebuat anak pintar karena tidak mengadung DHA” dan sebagainya. Secara umum semua susu formula yang beredar secara resmi kandungan gizinya sama. Karena mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Keraguan bahwa susu formula tertentu tidak menggemukkan tidak beralasan karena kandungan kalori, vitamin dan mineral tidak berbeda. Penggunaan apapun merek susu formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut. Bila ketidakcocokan susu sapi terus dipaksakan pemberiannya, akan mengganggu fungsi tubuh terutama saluran cerna sehingga membuat gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.
British Nutrition Foundation, ESPGAN (European Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition), WHO (World Health Organization) dan FAO (Food Agriculture Organization) merekomendasikan penambahan DHA dan AA hanya perlu untuk susu formula bayi prematur. Secara teoritis dan bukti klinis penambahan tersebut hanya bermanfaat untuk bayi prematur, karena belum bisa mensintesa AA dan DHA secara baik. Penambahan AA dan DHA secara langsung tidak terlalu penting karena sebenarnya tubuh bayi cukup bulan sudah bisa mensitesa atau memproduksi sendiri AA dan DHA dari asam lemak esessial lain.
Beberapa alternatif pilihan untuk pengganti susu sapi sangat bervariasi tergantung kondisi setiap anak. Susu pengganti tersebut meliputi ASI, susu soya, susu kambing, susu ektensif hidrolisa, susu parsial hidrolisat, sintesi asam amino dan sebagainya.
MENGAPA SUSU FORMULA TIDAK COCOK
Pengaruh ketidakcocokan terhadap susu formula bisa disebabkan karena reaksi simpang makanan bisa karena reaksi alergi atau reaksi nonalergi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sIstem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Alergi terhadap susu formula yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul. Reaksi non alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi ketidakcocokan terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu.
Reaksi simpang makanan tersebut terjadi karena ketidakcocokan beberapa kandungan didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya.
GEJALA REAKSI ALERGI SUSU SAPI ATAU REAKSI SIMPANG SUSU FORMULA
Gangguan akibat ketidakcocokan susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau timbulnya gejala kurang dari 8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul setelah lebih dari 8 jam, atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru timbul keluhan. Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama dengan alergi makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.
Manifestasi klinis yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
- Saluran cerna : Pada bayi : sering muntah/gumoh, kembung,”cegukan”, sering buang angin, sering “ngeden atau mulet”, sering rewel,gelisah atau kolik terutama malam hari) dan sering minta minum. Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berbau tajam, warna hijau atau berak darah. Lidah/mulut sering timbul putih, Karena sering ngeden beresiko terjadi Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis dan inguinalis. Pada anak lebih besar : mulut berbau, sulit buang air besar, BAB tidak tiap hari, kotoran bulat-bulat seperti kotoran kambing, berbau tajam, warna hijau tua atau hitam, nyeri perut.
- Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan. Kulit Kepala Berkerak. Pembesaran kelenjar di belakang kepala atau leher. Sering berkeringat (berlebihan), kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
- Saluran napas : Pada bayi : Napas grok-grok, kadang disertai batuk ringan, terutama malam dan pagi hari. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, Bila tidur kepala sering miring ke salah satu sisi karena hidung buntu sebelah. Minum ASI sering tersedak atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi. Pada anak besar : sering batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek, (terutama malam dan pagi hari siang hari hilang) sinusitis, bersin, sesak, astma dan suara serak.
Gangguan perilaku dan motorik (gangguan neuroanatomis dan neurofisiologis) yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
- Gangguan neuroanatomis : mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar, sakit kepala, migrain
- Gerakan motorik berlebihan atau hiperkinetik : usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}, sering memanjat. Perilaku “tomboy” pada anak perempuan
- Gangguan tidur (biasanya malam hari) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi “nungging”, berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur, sulit tidur. Pada anak lebih besar, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, “beradu gigi”
- Agresif dan emosi meningkat : sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”). Mudah marah, keras kepala sering berteriak.
- Gangguan konsentrasi dan gangguan belajar : Cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), tidak bisa belajar lama, terburu-buru, tidak mau antri, tidak teliti, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu teman saat pelajaran, biasanya tampak cerdas dan pintar.
- Gangguan koordinasi dan keseimbangan motorik kasar : Bolak-balik, duduk, merangkak terlambat atau tidak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang. Gangguan mengunyah atau menelan, tidak mau makan berserat seperti sayur atau daging atau terlambat kemampuan makan nasi tim (normal usia 9 bulan) atau nasi (normal usia 1 tahun)
- Keterlambatan bicara: Perbendaharaan kata kurang dari 5 kata pada umur 15 bulan, kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik.
- Memperberat gejala dan perilaku ADHD (hiperaktif) dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi
Bagaimana strategi atau langkah yang tepat dalam melakukan pemilihan susu formula khusus alergi yang terbaik bagi anak. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan apakah anak mempunyai alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau kedua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidak cocokan terhadap susu sapi. Langkah ke dua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak sejak lahir. Gejala yang harus diamati adalah gejala gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir
Bila terdapat resiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu lakukan konsultasi lebih jauh kepada dokter spesialis alergi anak, gastroenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak cermati gangguan organ tubuh yang terjadi terus menerus dan terjadi jangka panjang seperti sering batuk, sesak, diare (buang air besar > 2 kali perhari), sulit buang air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih dicermati apakah gangguan ini berkaitan karena ketidakcocokan susu formula.
Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula. Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu juga dapat mengakibatkan gangguan alergi.
Yang paling sering terjadi adalah overdiagnosis alergi susu sapi, Yang seharusnya tidak alergi susu sapi divonis alergi susu sapi. adalah saat keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan).
Hal lain sering terjadi anak divonis alergi susu sapi padahal sebelumnya penggunaan susu sapi tidak menimbulkan masalah kesehatan. Alergi susu sapi biasanya semakin pertambahan usia akan semakin membaik, bukan sebaliknya. Alergi susu sapi biasanya terjadi sejak lahir. Bila gejala alergi baru timbul di atas usia 6 bulan, penyebabnya sangat mungkin bukan susu sapi. Kita harus mencermati alergi terhadap makanan lainnya yang biasanya mulai dikenalkan pada usia tersebut. Penderita alergi makanan, selain alergi terhadap susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan tertentu.
Bila mencurigai ketidakcocokan susu formula, jangan terlalu cepat memvonis susu sapi adalah penyebabnya. Ketidakcocokan susu formula belum tentu hanya karena kandungan susu sapinya. Gangguan bisa timbul karena kandungan yang terdapat dalam susu formula seperti gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Proses pengolahan bahan dasar susu sapi ternyata juga bisa berpengaruh. Beberapa cara proses pengolahan susu sapi tertentu dapat menghilangkan protein tertentu yang dapat menyebabkan gangguan alergi. Perbedaan ini dapat diamati dengan perbedaan bau susu formula tersebut. Susu sapi formula satu dengan yang lainnya kadang bau ketajaman susu sapinya berbeda.
Penggantian ketidakcocokan susu formula tidak harus selalu dengan susu soya atau susu hipoalergenik. Jadi, bila mencurigai ketidakcocokan susu jangan terlalu cepat mengganti dengan susu soya atau susu hipoalergi lainnya. Bila gangguannya ringan dengan penggantian susu sapi formula yang sejenis gangguan tersebut dapat berkurang. Misalnya, penggantian susu yang tidak mengandung DHA gangguan kulit bisa menghilang. Buang air besar yang sulit dengan pengantian susu sapi tertentu yang tidak mengandung kelapa sawit gangguannya membaik. Demikian pula gangguan penderita yang sering batuk, dengan mengganti susu sapi formula tertentu dapat mengurangi gangguan itu.
Selain ketidakcocokan susu, pertimbangan berikutnya dalam pemilihan susu adalah masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis susu dengan kondisi ekonomi keluarga. Harga susu tidak secara langsung berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya. Meskipun susu tersebut murah belum tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang baik. Selama jumlah, jenisnya sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan maka itu adalah susu yang terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut.
Secara umum semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia kandungan gizinya sama. Karena harus mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dengan kata lain penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.
Perbedaan harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh penambahan kandungan AA, DHA dan sebagainya di dalam susu formula. Pertimbangan lainnya yang penting adalah mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan penyediaan produk. Berganti-ganti jenis susu untuk seorang anak tidak harus dikhawatirkan selama tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut. Bila tidak terdapat resiko dan gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang sesuai usia anak apapun merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang ditimbulkan, bila tidak ada keluhan teruskan pemberian susu tersebut dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan anak..
Air Susu ibu
ASI adalah pilihan terbaik bagi bayi yang mengalami alergi susu sapi. Pemberian ASI secara klinis sudah terbukti dapat mencegah kejadian alergi di kemudian hari. Meskpiun dapat mencegah alergi, tetapi diet yang dikonsumsi ibu ternyata juga bisa menimbulkan alergi pada bayinya. Sehingga sebaiknya ibu juga melakukan eliminasi diet tertentu yang dapat mengganggu bayi. Ibu harus menghindari berbagai jenis susu sapi atau bahan makanan yang mengandung susu sapi.
Susu Soya
Susu formula soya adalah susu formula bebas laktosa untuk bayi dan anak yang mengalami alergi terhadap protein susu sapi. Nutrilon Soya adalah susu formula bebas laktosa yang aman dipakai oleh bayi/ anak yang sedang menderita diare atau memerlukan diet bebas laktosa. Soya menggunakan isolat protein kedelai sebagai bahan dasar. Isolat protein kedelai tersebut memiliki kandungan protein tinggi yang setara dengan susu sapi.
Seperti halnya pada ASI, kalsium dan fosfor pada susu formula soya memiliki perbandingan 2: 1 untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Susu formula ini juga ada yang mengandung asam lemak esensial, yaitu Omega 6 dan Omega 3 dengan rasio yang tepat sebagai bahan dasar pembentukan AA & DHA untuk tumbuh kembang otak yang optimal. Pemberian AA dan DHA secara langsung pada formula ini tidak terlalu penting karena sebenarnya tubuh bayi cukup bulan sudah bisa mensitesa atau memproduksi sendiri AA dan DHA dari asam lemak esessial lain yang ada dalam kandungan susu tersebut
Karbohidrat pada formula soya adalah maltodextrin, yaitu sejenis karbohidrat yang dapat ditoleransi oleh sistem pencernaan bayi yang terluka saat mengalami diare ataupun oleh sistem pencernaan bayi yang memang alergi terhadap susu sapi. Susu formula soya (kedelai) kurang lebih sama manfaat nutrisinya dibandingkan formula hidrolisat ekstensif, tetapi lebih murah dan rasanya lebih familiar.
Pada penelitian yang dilakukan terhadap 170 bayi alergi susu sapi didapatkan susu soya bisa diterima oleh sebagian besar bayi dengan alergi susu sapi baik IgE dan Non IgE . Perkembangan IgE berkaitan dengan susu soya termasuk jarang. Susu soya direkomendasikan untuk alternatif pilihan pertama pada penderita alergi susu sapi pada usia di atas 6 bulan. Tetapi bukan berarti penelitian ini merubah pemberian susu formula soya di bawah usia 6 bulan. Anak yang mengalami alergi susu sapi, ternyata didapatkan sekitar 30 – 40% mengalami alergi susu soya.
Penderita alergi dengan gangguan saluran cerna terutama sulit buang air besar, konstipasi, sering kali tidak membaik dengan pemberian soya. Tetapi anak dengan keluhan muntah (GER), napas bunyi grok-grok atau hipersensitifitas bronkus) responnya sangat bagus.
Susu Kambing
Pada beberapa negara secara tradisional susu kambing sering diberikan terhadap penderita alergi susu sapi. Susu kambing bukan merupakan susu dengan nutrisi yang lengkap untuk bayi.. Kandungan vitamin tertentu sangat kecil, seperti asam folat, vitamin B6, B12, C, and D, tetapi kaya mineral.
Susu kambing dan susu sapimemiliki epitop yang identik sebagai bahan allergen. Sehingga susu kambing biasanya tidak bisa ditoleransi juga oleh penderita alergi susu sapi.
Susu Formula Ekstensif Hidrolisa
Alternatif pengganti pada alergi susu sapi adalah susu formula yang mengandung protein susu sapi hidrolisa (melalui pemrosesan khusus). Susu formula ini rasanya memang tidak begitu enak dan relatif lebih mahal.. Protein Whey sering lebih mudah di denaturasi (dirusak) oleh panas dibandingkan protein kasein yang lebih tahan terhadap panas. Sehingga proses denaturasi whey dapat diterima oleh penderita alergi susu sapi, seperti susu sapi evaporasi.
European Society of Paediatric Allergy dan Clinical Immunology (ESPACI) mendefinisikan formula ekstensif hidrolisa adalah formula dengan bahan dasar protein hidrolisa dengan fragmen yang cukup kecil untuk mencegah terjadinya alergi pada anak. Formula ekstensif hidrolisa akan memenuhi criteria klinis bila secara klinis dapat diterima 90% oleh penderita proven IgE-mediated alergi susu sapi (95% confidence interval) seperti yang direkomendasikan American Academy of Paediatrics Nutritional Committee. Sejauh ini sekitar 10% penderita alergi susu sapi dapat menimbulkan reaksi terhadap susu formula ekstensif hidrolisa. Secara pasti penderita yang alergi terhadap formula ekstensif hidrolisa belum diketahui, diperkirakan lebih dari 19%. Pengalaman penggunaan hidrolisa kasein telah dilakukan hampir 50 tahun lebih, Beberapa penelitian menunjukkan sangat efektif untuk penderita alergi susu sapi. Susu Hidrolisa kasein yang terdapat dipasaran adalah Nutramigen (Mead Johnson) dan Pregestimil (Mead Johnson). Sedangkan hidrolisa whey dalam waktu terakhir ini mulai dijadikan alternatif, dan tampaknya toleransi secara klinik hampir sama dengan hidrolisa kasein. Beberapa contoh susu hidrolisa whey adalah Aalfa-Re (nestle) dan Pepti- Junior (Nutricia). Protein Whey lebih mudah didenaturasi dengan suhu panas tetapi kasein sangat tahan panas..
Formula Parsial hidrolisa
Susu formula parsial hidrolisa masih mengandung peptida cukup besar sehingga masih berpotensi untuk menyebabkan reaksi alergi susu sapi.Susu ini tidak direkomendasikan untuk pengobatan atau pengganti susu untuk penderita alergu susu sapi.
Susu hipoalergenik atau rendah alergi ini contohnya NAN HA, NUTILON HA dan Enfa HA. Susu ini direkomendasikan untuk penderita yang beresiko tinggi alergi sebelum menunjukkan adanya gejala alergi. Penelitian menunjukkan pemberian Formula hidrolisa Parsial mengurangi onset gejala alergi yang dapat ditimbulkan.
Formula sintetis asam amino
Neocate adalah sintetis asam amino 100% yang merupakan bahan dasar susu formula hipoalergenik. Rasa susu formula ini relatif lebih enak dan lebih bisa rasanya lebih bisa diterima oleh bayi pada umumnya, tetapi harganya sangat mahal.
Neocate digunakan untuk mengatasi gejala alergi makanan persisten dan berat. Seperti Multiple Food Protein Intolerance, alergy terhadap extensively hydrolysed formulae, alergi makanan dengan gangguan kenaikkan berat badan, alergi colitis, GER yang tidak berespon dengan terapi standar. Multiple food protein intolerance atau MFPI didefinisikan sebagai intoleransi terhadap lebih dari 5 makanan utama termasuk EHF (extensive Hydrolysa Milk) dan susu formula soya. MFPA (Multiple food protein allergy) didefinisikan sebagai alergi lebih dari 1 makanan dasar seperti susu, tepung, telur dan kedelai. Susu ini juga digunakan sebagai placebo dalam DBPCFC untuk mendiagnosis alergi susu sapi
END POINT :
Pertimbangan utama dalam pemilihan susu formula khusus alergi yang terbaik dan tepat bagi anak penderita alergi susu adalah susu yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak mengakibatkan reaksi yang mengganggu fungsi organ tubuhnya.
Untuk memastikan alergi susu sapi bukan dengan tes alergi tetapi dengan melakukan eliminasi provokasi susu sapi atau chalenge tes atau trial and error
Pertimbangan lain adalah masalah harga harus disesuaikan dengan ekonomi keluarga serta kesediaan yang mudah dicari dan distribusi yang berkelanjutan di pasaran. Kandungan zat tambahan (AA, DHA, sinbiotik dll), harga mahal, disukai bayi dan merek terkenal bukanlah pertimbangan pemilihan susu yang terbaik bagi anak.
Secara umum semua susu formula yang beredar secara resmi di suatu negara kandungan gizinya sama. Karena mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.
Pemilihan susu yang tepat untuk bayi adalah salah satu cara untuk menghindarkan bayi dari alergi. Karena alergi bukan penyakit biasa apabila dibiarkan dan tidak mendapat perawatan yang tepat.
BalasHapusAlergi Kosmetika Pada Kulit Bayi
wah mantep ya gan
BalasHapusDericsantoso.my.id
http://www.duniaberbicara.com
Breaktime Indonesia
Arema FC